Unsur-unsur Kecerdasan Emosional

Advertisement
Jejak Pendidikan- Sementara para pakar teori kecerdasan emosional mempertajam teorinya, Goleman mengadaptasinya menjadi 5 unsur kemampuan utama, yaitu:

Kemampuan Mengenali Emosi Diri

Kemampuan mengenali emosi diri sendiri (kesadaran diri) merupakan pondasi utama dari semua unsur-unsur emotional intelligence sebagai langkah awal yang penting untuk memahami diri dan berubah menjadi lebih baik.Mengenali emosi diri sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk mengenali perasaan diri ketika perasaan itu timbul, dan merupakan hal penting bagi pemahaman kejiwaan secara mendalam. Para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Dengan kesadaran diri seseorang dapat mengetahui apa yang dirasakan pada saat tertentu, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

Dengan demikian orang tersebut bisa mengetahui emosinya dan bisa mengontrol dirinya untuk bertindak secara positif.

Kemampuan Mengelola Emosi Diri

Kemampuan mengelola emosi akan berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, serta mampu memulihkan kembali dari tekanan emosi. Kemampuan mengelola emosi meliputi kecakapan untuk tetap tenang, menghilangkan kegelisahan, kesedihan, atau sesuatu yang menjengkelkan. Seseorang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik akan mampu menyikapi rintangan-rintangan hidup dengan baik. Namun sebaliknya seseorang yang tidak memiliki kemampuan mengelola emosi akan terus-menerus melawan perasaan-perasaan gelisah dan penyesalan.

Orang yang seringkali merasakan dikuasai emosi dan tak berdaya untuk melepaskan diri, mereka mudah marah dan tidak peka terhadap perasaannya. Sehingga ia larut dalam perasaan-perasaan itu. Akibatnya, mereka kurang berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, merasa tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional.

Dalam hal ini Tujuannya untuk menjaga keseimbangan emosi, bukan untuk menekan dan menyembunyikan gejolak perasaan serta bukan pula untuk langsung mengungkapkan perasaan.

Kemampuan Memotivasi Diri dan Orang Lain

Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia, demikian juga para peserta didik mau melakukan sesuatu bilamana berguna bagi mereka untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan sekolah. Peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi namun gagal dalam pelajaran karena kurang adanya motivasi. Hasil akan baik dapat tercapai jika diikuti dengan motivasi yang kuat. Motivasi akan sangat membantu seorang peserta didik untuk konsentrasi dalam belajar, karena dengan motivasi peserta didik akan lebih bersungguh-sungguh dalam menekuni studinya.

Oleh karena itu kuat lemahnya motivasi berprestasi yang dimiliki seseorang sangat menentukan besar kecilnya prestasi yang dapat diraihnya dalam kehidupan.

Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain (Empati)

Empati adalah bereaksi terhadap perasaan orang lain dengan respon emosional yang sama dengan orang tersebut. Empati menekankan pentingnya mengindra perasaan dan perspektif orang lain sebagai dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat.

Kemampuan Membina Hubungan dengan Orang Lain

Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dalam jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar. Keterampilan ini digunakan untuk mempengaruhi serta memimpin, bermusyawarah dan menjelaskan perselisihan serta untuk bekerja sama dalam tim.

Dalam rangka membangun hubungan sosial yang harmonis terdapat dua hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu, yaitu: citra diri dan kemampuan berkomunikasi. Citra diri sebagai kapasitas diri yang benar-benar siap untuk membangun hubungan sosial. Citra diri dimulai dari dalam diri masing-masing, kemudian melangkah keluar sebagaimana ia mempersepsi orang lain. Sedangkan kemampuan komunikasi merupakan kemampuan dalam mengungkapkan kalimat-kalimat yang tepat.

Sumber:

  1. Ary Ginanjar Agustian, ESQ power sebuah Inner Journey melalui Al ihsan, (Jakarta: Arga, 2003).
  2. Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 1981).
  3. Steven J. Stein, Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses, (Bandung: Kaita, 2002),
  4. Siregar Marasuddin, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1998).
  5. Departemen Agama, Inservice Training MTs/MI, (Jakarta: PPIM, 2000).

Subscribe to receive free email updates: