Pengertian Kemampuan Menulis Huruf Hijaiyah

Advertisement
Jejak Pendidikan- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis yaitu membuat huruf dengan pena (pensil, kapur, dsb) dimana melahirkan pikiran dan perasaan. Menurut Acep, ketrampilan menulis merupakan kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang paling sederhana, seperti menulis kata-kata, sampai pada aspek yang kompleks, yaitu mengarang.

Sedangkan menurut Dalman dalam bukunya yang berjudul “k eterampilan menulis” menyebutkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan proses komunikasi kepada pihak lain dengan menyampaikan pikiran, perasaan dalam bentuk tanda/lambang maupun tulisan yang mempunyai makna.

Huruf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan tanda aksara dalam tata tulis dimana termasuk anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa, aksara. Sedangkan menurut bahasa Arab, huruf berasal dari kata: harfun, al-harfu. Huruf Arab disebut juga huruf hijaiyah. Kata hijaiyah berasal dari kata kerja hajja yang berarti: mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf dengan harakat-harakatnya. Huruf hijaiyah disebut huruf at-tahjiyyah. 

Huruf hijaiyah disebut pula dengan Alfabet Arab. Kata Alfabet itu sendiri juga berasal dari bahasa Arab: Alif, Baa, Taa. Namun kemudian setiap huruf disebut dengan Alfabet. Sementara itu ada pula yang menyebut Alfabet dengan Abjad. Abjad inipun berasal dari bahasa Arab: (Alif:1), (Baa: 2), (Jim: 3), (Dun: 4). 

Abjad, Alfabet atau huruf hijaiyyah berjumlah 28 (dua puluh delapan) huruf tunggal, atau 30 (tiga puluh) dengan memasukkan huruf Lam- Alim dan Hamzah (sebagai huruf yang menerima sandang/ harakat). Cara menulis huruf hijaiyah (Arab) mendatar dan dimulai dari arah kanan kiri. Huruf hijaiyah ada yang dapat menyambung dan disambung, ada pula yang disambung tetapi tidak dapat menyambung.

 Huruf Arab atau huruf hijaiyah berbeda dengan alphabet latin, di antaranya:
  1. Tulisan arab sesuai dengan sistem penulisannya, dilakukan dari kanan ke kiri sehingga lebar bukunyapun dari kanan ke kiri.
  2. Dalam huruf arab tidak ada huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru atau menulis nama orang atau tempat.
  3. Perbedaan bentuk huruf arab dalam suatu kata ketika berdiri sendiri, tengah dan akhir.
  4. Sedikit perbedaan antara tulisan tangan dan tulisan cetak atau titik.
Istilah penulisan huruf al-Qur’an atau huruf hijaiyah biasa disebut rasm al-Quran. Dimana pengertian rasm al-Quran adalah suatu kajian yang membahas tentang tulisan suatu kata atau lafal-lafal dalam al-Quran. Menurut sosiolog muslim terbesar, Ibnu khaldun, mengatakan bahwa melalui perantara tulisan akan memungkinkan kita mengakses informasi (tertulis) baik mengenai tradisi intelektual maupun sejarah bangsa-bangsa terdahulu dengan mudah. Tak hanya itu, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa kemampuan menulis merupakan keahlian (keterampilan), yang proses transformasinya dari potensi (al-quwwah) kepada aktualisasi diri (al-fi’il) berlangsung melalui pembelajaran (al-ta’lim). 

Sementara menurut al-Qurthubi, kemampuan membaca dan menulis adalah karunia tertinggi yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia. Ia menjadi perantara untuk memahami sesuatu. Tanpa tradisi baca tulis agama (Islam-pen) tidak akan pernah Berjaya. Bagi J. Pedersen tradisi baca tulis Arab merupakan roda penggerak peradaban Islam. Fakta sejarah membuktikan, peradaban Islam bergantung kepada tradisi baca tulis baik dalam proses pertumbuhan maupun pelestariannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis huruf hijaiyah sudah menjadi tradisi yang dapat mendorong peradaban Islam lebih maju. Selain itu, kemampuan menulis merupakan perantara untuk memahami sesuatu dimana prosesnya melalui membaca, dan objek dari membaca adalah tulisan.

Sumber:
  1. Kadar M.Yusuf, Studi Al-qur’an, (Jakarta: Amzah, 2009).
  2. Ali Romdhon, Al-Qur’an dan Literasi Sejarah Rancang Bangun Ilmu-Ilmu Keislaman, (Jakarta: Literature Nusantara, 2013).
  3. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
  4. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
  5. Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).
  6. Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi Tuntutan Menulis Halus Huruf Arab dengan Metode Komparatif, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1985)
  7. Didik Suharyo, Mujizat Huruf-huruf Al-Qur’an Memahami Makna Al-Qur’an Melalui Kode dan Tinjauan Sains, (Jakarta: CV Sapta Harapan, 2012).
  8. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Roesdakarya, 2008).

Subscribe to receive free email updates: