Bentuk-bentuk Perilaku Keagamaan

Advertisement
Jejak Pendidikan- Fitrah keagamaan atau kecenderungan hidup beragama sebenarnya sudah ada sejak lahir, potensi beragama setiap anak harus dikembangkan oleh orang tua masing-masing, dengan melalui pendidikan dan latihan.perubahan perilaku anak terjadi seiring dengan bertambahnya usia, latihan, pembiasaan, pengalaman yang diperolehnya baik dari diri anak maupun lingkungan, sehingga akan terbentuk satu sikap kuat untuk mendalami ajaran agama dalam dirinya. bentuk ibadah yang sering dilakukan anak ini difokuskan pada pelaksanaan shalat, puasa, zakat, membaca Al-Quran, dan menghafal Doa.

Adapun bentuk dari Perilaku Keagamaan itu meliputi;

Shalat

Dalam melaksanakan shalat seseorang memuja ke maha sucian Allah, menyerahkan diri kepadanNya, memohon perlindungan dari godaan setan, memohon pengampunan dan dibersihkan dari dosa, memohon petunjuk ke jalan yang benar dan dijauhkan dari segala kesesatan danperbuatan yang tidak baik. Shalat juga dapat menjauhkan manusia dariperbuatan yang keji dan munkar, yang bila dibersihkan dari kedua sifat itu sejahtera dan utuhlah umat. Allah berfirman dalam Al-Quran Q.S.Al-Ankabut; 
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan keji dan munkar). Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya) dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.44(QS. Al-Ankabut: 45).

Dari ayat diatas menyiratkan Sholat merupakan rukun islam, jadi wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk melaksanakan sholat. Sholat merupakan ibadah yang dapat membawa manusia dekat dengan Allah SWT.

Puasa

Puasa adalah ibadah yang dapat menanamkan rasa kebersamaandengan orang-orang fakir dalam menahan lapar dan kebutuhan padamakanan.Puasa menyadarkan dorongan menolong orang, rasa simpati danmenguatkan keutamaan jiwa seperti taqwa, mencintai Allah, amanah,sabar dan tabah menghadapi kesulitan. Puasa bukan hanya menahan diridari makan, minum, dan kebutuhan biologis lainnya dalam waktu tertentu.Tetapi puasa merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalammengekang diri dari keinginan-keinginan yang haram dan perbuatan onar. Buah ibadah puasa baru dapat dicapai dengan membiasakan keutamaan dan meninggalkan perbuatan yang hina. Allah berfirman dalam Q.S.Al Baqoroh :183
Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.46(QS. Al-Baqarah: 183).

Manusia taqwa yang dihasilkan melalui ibadah puasa adalah orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang-orang yang demikian berarti orang yang berakhlak mulia.

Zakat

Zakat adalah kewajiban harta yang berfungsi sebagai bantuan kemasyarakatan, hasilnya dibagi-bagikan kepada orang-orang fakir miskin yang hasil keringat mereka tidak dapat memberikan kehidupan yang layak bagi mereka. Allah berfirman Dalam Q.S. At-Taubah: 103
Telah memberikan hikmah zakat ini.Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.Sesungguhnya doa kamu menjadi ketentraman bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mendengar dan mengetahui”.48 (QS. At-Taubah: 103).

Di dalam ibadah terdapat banyak pendidikan budi pekerti mulia. Zakat tidak hanya sekedar pengeluaran harta untuk menolong fakir miskin,tetapi didalamnya terkandung pendidikan jiwa yang luhur .Zakat dapatmensucikan jiwa seseorang dari sifat rakus pada harta mementingkan diri sendiri dari materialis. Zakat juga menumbuhkan rasa persaudaraan, rasa kasih sayang dan suka menolong anggota masyarakat yang berada dalam kekurangan.

Membaca Al-Qur’an

Menurut Henry Guntur Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesanyang disampaikan melalui bahasa tertulis.al-Qur’an merupakan wahyuAllah yang berfungsi sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW,yang dapat disaksikan oleh seluruh umat manusia. Mengajarkan membaca al-Quran adalah fardlu kifayah dan merupakan ibadah yang utama.50 Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap pendidik melatih anak didiknya untuk gemar membaca Al-Qur’an dan mengenalkan serta mengajarkan huruf-huruf al-Qur’an agar nantinya akan timbul rasa cinta kepada al-Qur’an.

Pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa bentuk perilaku keagamaan dan pelaksanaan ibadah semacam itu merupakan kebutuhan manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT yang sudah menjadi kewajibannya sebagai manusia yang lemah. Pelaksanaan ibadah semacam itu diharapkan bertambah, karena dengan semangatnya kita beribadah kepada Allah SWT maka semakin banyak pula kegiatan yang dikerjakan.

Sumber:

  1. Muhammad Abdul Qodir Ahmad,Thuruqu Talimi al tarbiyah al Islam,(Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Perguruan Tinggi Agama, 1985).
  2. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987).
  3. Ahsin W.Al-Hafidz, Bimbingan Praktik Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Bumi Aksara,1994).

Subscribe to receive free email updates: