Bermain Anak Usia Dini

Advertisement
Jejak Pendidikan- Berikut penjelasan tentang bermain anak usia dini

1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini

Menurut docket dan fleer dalam Sujiono (2013 : 144) “Bermain merupakan kebutuhan anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan perkembangan
dirinya”.

Dunia anak adalah dunia bermain dan setiap anak ingin selalu bermain, karena dengan bermain anak merasa rileks dan senang. Di manapun, dalam kondisi apapun anak akan berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Melalui kegiatan bermain anak juga mampu menegmbangkan kosa kata, membentuk ototnya, melatih imajinasi, dan mempelajari perkembangan sosialnya seperti kerja sama dan berbagi serta serta berlatih memecahkan masalah melalui bermain. 

Menurut Tedjasaputra (2001 : 38) bahwa : Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan tertekan.

Sedangkan menurut Depdiknas dalam Fadlillah (2014 : 25) “Bermain adalah aktivitas yang membuat hati seorang anak menjadi senang, nyaman dan bersemangat. Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, bermain merupakan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan anak, sehingga bermain merupakan kegiatan yang tidak bisa diabaikan karena melalui bermain anak beraktivitas secara langsung atau spontan, dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain dan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan perkembangan dirinya.


2. Manfaat Bermain Anak Usia Dini

Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya akan disukai oleh anak-anak usia dini, melainkan juga sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Untuk itu, ada baiknya bila bermain ini diaplikasikan di setiap kali pembelajaran anak usia dini.

Tedjasaputra (2001 : 39) memaparkan manfaat bermain untuk mengembangkan berbagai macam aspek perkembagan anak, seperti :

  • Manfaat motorik, yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif mainan yang terjadi pada jasmani anak.
  • Manfaat afeksi, yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan perkembangan psikologis anak.
  • Manfaat kognitif, yaitu manfaat mainan untuk perkembangan kecerdasan anak, yang meliputi perkembangan imajinatif, pembentukan nalar, logika, maupun pengetahuan-pengetahuan sistematis.
  • Manfaat spiritual, yaitu manfaat mainan yang menjadi dasar pembentukan nilai-nilai kesucian maupun keluhuran akhlak manusia.
  • Manfaat keseimbangan, yaitu manfaat mainan yang berfungsi melatih dan mengembangkan panduan antara nilai-nilai positif dan negatif dari suatu mainan.

Menurut Triharso (2013 : 10) bermain memberikan banyak manfaat yang dapat menunjang perkembangan anak. Berikut manfaat-manfaat bermain bagi perkembangan anak :

  • Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak.
  • Bermain dapat digunakan sebagai terapi.
  • Bermain meningkatkan pengetahuan anak.
  • Bermain melatih penglihatan dan pendengaran.
  • Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.
  • Bermain mengembangkan tingkah laku sosial anak.
  • Bermain mempengaruhi nilai moral anak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bermain dapat memberikan stimulasi bagi perkembangan otak anak. Bermain bagi anak memberikan manfaat bagi perkembangan dan keseimbangan otak anak sehingga dalam perkembangan otak tersebut berpengaruh terhadap tingkah laku, moral, kognitif, kreativitas, pengetahuan, motorik dan perkembangan fisik.

3. Jenis-Jenis Bermain Anak Usia Dini

Bermain merupakan kegiatan yang snagat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak sendiri bermain harus dilakukan dengan rasa sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar anak. Menurut Hartati (2007 : 119) jenis-jenis bermain yakni:

a. Bermain Fungsional
Pengulangan pada gerakan-gerakan otot dengan atau tanpa menggunakan objek. Misalnya;

  1. berlari dan melompat,
  2. berkumpul dan bertepuk,
  3. memanipulasi objek atau benda,
  4. bermain informal (berbaris)

b. Bermain Konstruksi
Menggunakan benda (balok, lego, tinkertoys) atau bahan-bahan (pasir, play-doh, cat) untuk membuat sesuatu.

c. Bermain Dramatik
Bermain peran dan atau berpura-pura misalnya melibatkan;

  1. bermain peran: berpura-pura menjadi orang tua, bayi, hiu, pahlawan, atau monster;
  2. berpura-pura: berpura-pura mengendarai mobil (gerakan tangan) atau menyuntik dengan menggunakna pensil (menggunakan benda). Menggunakan miniature sebagai wakil dari objek nyata (mobil-mobilan, setrik setrikaan) tidak dinyatakan sebagai bermain dramatic jika fakta tidak menunjukan adanya peran atau berpura-pura.

Sedangkan menurut Tedjasaputra (2001 : 53) menyatakan bahwa: Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas:
1. Bermain aktif
Kegiatan bermain aktif dapat diartikan sebagai kegiatan yang banyak melibatkan aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh.
2. Bermain pasif
Bermain pasif dapat diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik. Contohnya menonton film.

Berdasarkan beberapa jenis main diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu jenis main yang dapat menstimulus perkembangan anak adalah bermain fungsional yang dimana anak bermain aktif dalam gerakangerakan dengan atau tanpa menggunakan objek. Aktivitas permainan yang dapat dilakukan salah satunya ialah memanipulasi benda atau objek. Aktivitas tersebut sesuai dengan kegiatan bermain media manipulatif.

Subscribe to receive free email updates: