Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Advertisement

Pengertian Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Jejak Pendidikan- Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatanuntuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan). Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal.

Strategi pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Di sini, strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran. Miarso berpandangan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah sistem pembelajaran dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Miarso menekankan bahwa strategi mencerminkan pendekatan mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam membantu usaha belajar peserta didik, mengorganisasikan pengalaman belajar, mengatur dan merencanakan bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran StudentFacilitator and Explaining merupakan rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekanrekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa. Gagasan dari strategi pembelajaran ini adalah bagaimana guru mampu menyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFAE) merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto, 2007:41).

Model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan menjadi narasumber terhadap temannya di kelas. Model  pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Model ini merupakan model yang mudah, guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung jawab secara individu. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar/penjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik lain. Dengan model ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

Menurut Warock (2008: 6) strategi Student Facilitator and Explaining merupakan suatu strategi dimana siswa atau peserta mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Sehingga dimungkinkan terjadi curah pendapat antara siswa dengan siswa lain. Strategi Pembelajaran Student  Facilitator And Explaining adalah strategi pembelajaran yang digunakan  oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk berperan  menjadi nara sumber terhadap semua temannya di kelas belajar. Strategi ini merupakan sebuah strategi yang mudah, guna  memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggung jawab  secara individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta  didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar/penjelas materi dan  seorang yang menfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik  lain. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat  akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

Sedangkan menurut Agus Suprijono, strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining diartikan sebagai metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa. Sehingga strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining menjadikan siswa sebagai facilitator bagi temantemannya dan diajak berpikir secara kreatif dan menghasilkan karya yang terbaik untuk ditunjukkan kepada teman-temannya dan menjadikan kemampuan siswa dalam menyerap ilmu lebih meningkat. Strategi ini merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu dan strategi ini sesuai dengan firman Allah yang berikut:
Tegakkanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itu.(Q.S. Al-Rum: 30).

Dengan melihat strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan ayat diatas sangat berhubungan karena dengan strategi itu membuat siswa dapat dididik dan dapat mendidik. Ayat diatas juga menerangkan bahwa manusia itu membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.

Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Expalaining adalah sebagai berikut:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa/ peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik melalui bagan/ peta konsep maupun yang lainnya.
  4. Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa
  5. Guru menyimpulkan semua materi ysng disajikan saat itu
  6. Penutup

  
Menurut Suprijono (2009: 128) terdapat enam langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, yaitu sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja.

b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi.
Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana membuat bagan/peta konsep. Kemudian guru bisa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Meminta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan berhak berkata “lewat” jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.

d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya.

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.

f. Penutup.

Kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Setiap model yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model Student Facilitator and Explaining memiliki kedua hal tersebut. Menurut Prasetyo (2005:91) adapun Beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining sebagai berikut:

a. Kelebihan Student Facilitator and Explaining
  1. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangya potensi berpikir kritis siswa secara optimal.
  2. Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.
  3. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
  4. Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
  5. Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara obyektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok.
  6. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka.
  7. Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap masalah.
  8. Melatih kepemimpinan siswa.
  9. Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.


Dalam sumber lain dijelaskan kelebihannya adalah:
  1. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret
  2. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi
  3. Melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar
  4. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar
  5. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.


b. Kekurangan Student Facilitator and Explaining
Dalam menggunakan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini juga mempunyai kekurangan, sebagai berikut:
  1. Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya.
  2. Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang pintar.
  3. Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya.
  4. Model Student Facilitator andExplaining memerlukan persiapan yang rumit dibanding dengan model lain, misalnya metode ceramah.
  5. Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan akan memburuk.
  6. Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal


Di sisi lain juga disebbutkan kekurangan strategi ini adalah:
  1. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru
  2. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran)
  3. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian apa saja yang terampil
  4. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan materi ajar secara singkat.


Pengaruh Implementasi Strategi Student Facilitator and Explaining terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti

Pada umumnya saat guru mengajar di ruang kelas sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa memperhatikan bagaimana kondisi dan kemampuan daya tangkap atau memori para siswanya. Kebanyakan guru menganggap hal itu sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu yang tepat. Hal ini dapat kita pahami karena guru mempunyai target kurikulum yang harus selesai kepada siswa dalam kurikulum yang harus selesai disampaikan kepada siswa dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus mampu melakukan proses pembelajaran dan rancangan yang tepat akan tercipta proses pembelajaran yang efektif, dan efisien. Siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dengan baik. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengubah proses belajar yang membosankan yaitu menerapkan strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining, agar suasana pembelajarn dikelas lebih aktif dan hidup. Dalam strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining ini, siswa dituntut lebih aktif dibandingkan dengan guru.

Dengan melaksanakan pembelajaran cooperative ini, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas.

Strategi pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Pengaruh implementasi strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap peningkatan prestasi belajar sangatlah penting. Memberi kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dan guru hanya memberikan bantuan secara bertahap sehingga merangsang siswa melakukan aktivitas baik secara individual maupun kelompok agar dapat mengembangkan kemandirian sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik. Kelebihan dari strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining yaitu dapat meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi, melatih siswa untuk menjadi guru yang telah didengar, dan memotivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar.



Referensi:
  1. Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pailkem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
  2. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik, (Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 2011)

Subscribe to receive free email updates: