Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid

Advertisement
Jejak Pendidikan- Dalam ilmasar dan tujuan yang harus kita ketahui yaitu:

Dasar Pendidikan Tauhid

Dasar merupakan fundamental dari suatu bangunan atau bagian yang menjadi sumber kekuatan. Ibarat sebuah rumah, dasarnya adalah pondasi. Maksud dari dasar pendidikan disini adalah pandangan yang mendasari seluruh aspek kegiatan pendidikan, karena pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Dasar pendidikan yang dimaksud disini adalah nilai-nilai tertinggi yang dapat dijadikan pandangan oleh suatu masyarakat itu sehingga dapat diketahui betapa penting keberadaan dasar pendidikan sebagai tempat pijakan.

Dasar pendidikan tauhid adalah serupa dengan pendidikan Islam, karena pendidikan tauhid merupakan salah satu dari pendidikan Islam sehingga dasar dari pendidikan ini tidak lain adalah pandangan hidup yang Islami yang pada hakikatnya merupakan nilai-nilai yang bersifat transedental dan universal yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Adapun uraian dasar pendidikan tauhid adalah sebagai berikut:
u tauhid ada d


1) Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan pendidikan tauhid. Misalnya dalam Qs. Luqman ayat 13, menjelaskan kisah Luqman yang mengajari anaknya tentang tauhid,
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Qs. Luqman: 13).

Pengajaran yang disampaikan Luqman kepada anaknya, merupakan dasar pendidikan tauhid yang melarang berbuat syirik, karena pada hakikatnya pendidikan tauhid adalah pendidikan yang berhubungan dengan kepercayaan akan adanya Allah dengan keesaan-Nya, sehingga timbul dalam ketetapan dalam hati untuk tidak mempercayai selain Allah. Kepercayaan itu dianut karena kebutuhan (fitrah) dan harus merupakan kebenaran yang ditetapkan dalam hati sanubarinya. Dengan demikian, memberikan pendidikan tauhid kepada anak didik (orang yang belum tahu) sebagai dasar hidupnya dan dasar pendidikan sebelum memberikan pengetahuan lain agar terhindar dari adzab Allah. Pada dasarnya semua Rasul yang diutus oleh Allah adalah untuk menegakkan kalimat tauhid.

Sebagaimana firman Allah SWT;
Artinya: “Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku maka sembahlah Aku.” (Qs. Al-Anbiyaa’: 25).

Ayat diatas menjelaskan bahwa semua rasul itu diutus oleh Allah untuk menegakkan kalimat tauhid. Tugas mereka yang paling pokok dan utama adalah menyeru manusia untuk bertauhid kepada Allah, dengan menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Seruan para rasul itu tentu dengan melalui proses pendidikan, yaitu dengan memberikan pengajaran tentang ketauhidan.

Pemberian pengajaran tauhid pada diri manusia, pada hakikatnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan manusia dalam memahami tauhid tersebut sebab setiap manusia sudah dibekali fitrah tauhid oleh Allah. Sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs. Ar-Ruum: 30).

Ayat diatas menegaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan dibekali fitrah tauhid, yaitu fitrah untuk selalu mengakui dan meyakini bahwa Allah itu Maha Esa, yang menciptakan alam semesta beserta pengaturannya dan wajib untuk disembah. Oleh karena itu, untuk mejadikan fitrah ini tetap eksis dan kuat, maka diperlukan suatu upaya untuk selalu menumbuhkembangkan dalam kehidupan pemiliknya dengan melaui pendidikan tauhid, agar manusia selalu ingat dan dekat kepada Tuhannya.

2) Al-Hadits
Hadits merupakan dasar kedua setelah Al-Qur’an. Hadits berisi petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia dan untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Inilah tujuan pendidikan yang dicanangkan dalam Islam. Dalam sejarah pendidikan Islam, Nabi Muhammad SAW telah memberikan pendidikan secara menyeluruh di rumah-rumah dan di masjid-masjid. Salah satu rumah shahabat yang dijadikan tempat berlangsungnya pendidikan yang pertama adalah rumah shahabat Arqam di Mekkah, sedang masjid yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah Masjid Nabawi di Madinah. Adanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan dilanjutkan oleh pengikutnya, merupakan realisasi sunnah Nabi Muhammad sendiri. Adapun hadits yang berkaitan dengan pendidikan tauhid ialah: 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَ. مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلَّا يوُْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يهَُوِّدَانِهِ وَينَُصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ ....(رَوَاهُ مُسْلِمُ) Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda tidak ada seorang anak pun kecuali dilahirkan dalam keadaan kesucian (fitrah), maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi….” (HR. Muslim).

Tujuan Pendidikan Tauhid

Suatu usaha atau kegiatan dapat terarah dan mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan maka harus ada tujuannya, demikian pula dengan pendidikan. Suatu usaha apabila tidak mempunyai tujuan tentu usaha tersebut dapat dikatakan sia-sia. Tujuan, menurut Zakiah Daradjat ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan itu selesai”.

Secara khusus tujuan pendidikan tauhid menurut Chabib Thoha adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Esa dan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan sehingga dapat menjiwai lahirnya nilai etika insani. Dalam hal ini Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia dalam Islam ialah beribadah. Pendidikan tauhid sebagai salah satu aspek pendidikan Islam mempunyai andil yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan Islam. 

Menurut Zainuddin, tujuan dari hasil pendidikan tauhid dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Agar manusia memperoleh kepuasan batin, keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sebagaimana yang dicitacitakan. Dengan tertanamnya tauhid dalam jiwa manusia maka manusia akan mampu mengikuti petunjuk Allah yang tidak mungkin salah sehingga tujuan mencari kebahagiaan bisa tercapai.
  2. Agar manusia terhindar dari pengaruh aqidah-aqidah yang menyesatkan (musyrik), yang sebenarnya hanya hasil pikiran atau kebudayaan semata. 
  3. Agar terhindar dari pengaruh faham yang dasarnya hanya teori kebendaan (materi) semata. Misalnya kapitalisme, komunisme, materialisme, kolonialisme dan lain sebainya.

Tujuan dari pendidikan tauhid adalah tertanamnya aqidah tauhid dalam jiwa manusia secara kuat, sehingga nantinya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Dengan kata lain, tujuan dari pendidikan tauhid pada hakikatnya adalah untuk membentuk manusia tauhid. Manusia tauhid diartikan sebagai manusia yang memiliki jiwa tauhid yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui perilaku yang sesuai dengan realitas kemanusiannya dan manusia yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai Ilahiyah.



Rujukan:
  1. M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996)
  2. Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 
  3. Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Naisaburi, Shahih Muslim, 1993, juz II, (Beirut: Darul Kutub, Al Alamiah, tt).
  4. Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Subscribe to receive free email updates: