Ciri Dasar Pendidikan Karakter

Advertisement
Jejak Pendidikan- Menurut Foerster ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter, yaitu:
  1. Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.
  2. Koherensi yang memberi keberanian membuat seseorang teguh pada prinsip, dan tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan koherensi yang dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas seseorang.
  3. Otonomi. Di sana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak lain.
  4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna menginginkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Kematangan keempat karakter ini, memungkinkan manusia melewati tahap individualitas menuju personalitas. Orang-orang modern sering mencampuradukkan antara individualitas dan personalitas, antara aku alami dan aku rohani, antara indepensi eksterior dan interior. Karakter inilah yang menentukan pribadi seseorang dalam segala tindakannya.

Pendidikan karakter akan membuat seseorang mempunyai jiwa yang tegas, teguh pendirian, berani menghadapi segala tantangan di kehidupan dengan prinsipnya sendiri, tanpa terprovokasi dengan segala pengaruh dari berbagai hal-hal negatif yang mungkin akan selalu membayanginya setiap ia bergerak. Setelah seseorang meyakini apa yang diinginkannya itu baik, maka harus terwujud sebuah kesetiaan atas komitmennya untuk meyakini hal tersebut.

Dari uraian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ciri dasar pendidikan karakter adalah mengembangkan nilai etika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan nilai-nilai kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang harus berdasarkan pada norma-norma dan aturan yang berlaku di lingkungannya.


Rujukan:
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),

Subscribe to receive free email updates: