Pengertian Karakter

Advertisement
Jejak PendidikanKarakter secara etimologi berasal dari bahasa latin Character, yang antara lain berarti watak, tabiat, sifat-sifat, kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Watak adalah sifat seseorang yang dapat dibentuk dan berubah walaupun mengandung unsur bawaan yang setiap orang berbeda-beda. Tabiat adalah sifat dalam diri manusia yang ada tanpa dikehendaki dan diupayakan.

Budi pekerti adalah nilai-nilai perilaku manusia yang diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Akhlak adalah aturan yang mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang berhubungan dengan Tuhanya, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan manusia.
Pengertian Karakter

Sedangkan menurut terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupanya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang kelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.58 Maka karakter adalah akhlak atau budi pekerti seseorang yang merupakan kepribadian khusus, serta yang membedakannya dengan orang lain.

Raharjomemaknai pendidkan karakter sebagai suatu proses pendidikan secara holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranak sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pendidikan karakter dipahami sebagai upaya untuk penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang luhur yang menjadikan untuk jati dirinya, diwujudkan dengan interaksi kepada TuhanNya , diri sendiri, antar sesama, dan lingkunganya. Nilai-nilai yang luhur itu antara lain, kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk penasaran akan intelektual, dan berfikir secara logis. Oleh karenanya, penanaman pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teori memelalui sekedar menstransfer ilmu saja, melainkan harus dilakukan secara praktek dengan memberikan contoh teladan yang baik serta pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Proses terbentuknya karakter melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan kemudian terinternalisasilah nilai-nilai dalam diri seseorang sehingga menjadi nilai intrisik yang melandasi sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku yang berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan dapat disebut karakter.


Rujukan:

  1. Agus Zainul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Bilai & Etika Di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media),
  2. Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Pers),
  3. M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter; Membangung Peradaban Bangsa, (Surakarta: November, 2010),
  4. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
  5. Raharjo, “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional, Vol. 16 No. 3 Mei 2010). 

Subscribe to receive free email updates: