Tahap-tahap Perkembangan Moral

Advertisement
Jejak Pendidikan- Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan moral menurut Laurance Kohlberg, yaitu:

Tingkat Prakonvensional

Menurut Kohlberg dalam bukunya K. Bertens yang disarikan oleh Hardiman (1987), menyatakan bahwa anak pada tingkat perkembangan moral ini mulai tanggap terhadap aturan-aturan budaya mengenai baik, buruk, benar dan salah. Tetapi hal ini masih ditafsirkan dari segi akibat fisik atau kenikmatan perbuatan. Pada tingkat ini terdapat dua tahap, yaitu:


1. Orientasi hukuman dan kepatuhan
Pada tahap ini, baik atau buruknya suatu tindakan ditentukan oleh akibat-akibat fisik yang akan dialami, sedangkan arti atau nilai manusiawi tidak diperhatikan. Menghindari hukuman dan kepatuhan buta terhadap penguasa dinilai baik pada dirinya.
tahap-tahap perkembangan moral


2. Orientasi instrumentalistis
Pada tahap ini tindakan seseorang selalu diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memperalat orang lain. Hubungan antara manusia dipandang seperti hubungan dagang. Unsur-unsur keterbukaan, kesalingan, dan tukar menukar merupakan prinsip tindakannya dan hal-hal itu ditafsirkan dengan cara fisik dan pragmatis. Prinsip kesalingannya adalah, “kamu mencakar punggungku dan aku akan ganti mencakar penggungmu”.


Tingkat Konvensional

Pada tingkat ini, seseorang menyadari dirinya sebagai seorang individu di tengah-tengah keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Keluarga, masyarakat, bangsa dinilai memiliki kebenarannya sendiri, karena jika menyimpang dari kelompok ini akan terisolasi. Maka itu, kecenderungan orang pada tahap ini adalah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dan mengidentifikasi dirinya terhadap kelompok sosialnya. Kalau pada tingkat prakonvensial perasaan dominan adalah takut, pada tingkat ini perasaan dominan adalah malu. Tingkat ini terdiri dari dua tahap yaitu:

1.  Orientasi kerukunan atau orientasi good boy-nice girl
Pada tahap ini orang berpandangan bahwa tingkah laku yang baik adalah yang menyenangkan atau menolong orang-orang lain serta diakui oleh orang-orang lain. Orang cenderung bertindak menurut harapan-haraapan lingkungan sosialnya, hingga mendapat pengakuan sebagai “orang baik”. Tujuan utamanya, demi hubungan sosial yang memuaskan, maka ia pun harus berperan sesuai dengan harapan-harapan keluarga, masyarakat, dan bangsanya.

2.  Orientasi ketertiban masyarakat
Pada tahap ini tindakan seseorang didorong oleh keinginannya untuk menjaga tertib legal. Orientasi seseorang adalah otoritas, peraturan-peraturan yang ketat dan ketertiban sosial. Tingkah laku yang baik adalah memenuhi kewajiban, mematuhi hukum, menghormati ptoritas, dan menjaga tertib sosial merupakan tindakan moral yang baik pada dirinya. Tingkat Pasca Konvensional atau tingkat Otonom (yang berlandaskan prinsip universal)

Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip dan terlepas pula dari identifikasi individu dengan kelompok tersebut. Pada tingkat ini, orang bertindak sebagai subyek hukum dengan mengatasi hukum yang ada. Tingkat ketiga ini memiliki dua tahap sebagai pelanjut tahap kedua yaitu:

1.    Orientasi kontrak sosial legalitas
Tindakan yang benar pada tahap ini cenderung ditafsirkan sebagai tindakan yang sesuai dengan kesepakatan umum. Dengan demikian orang ini menyadari relativitas nilai-nilai pribadi dan pendapat-pendapat pribadi. Ada kesadaran yang jelas untuk mencapai konsensus lewat peraturan-peraturan prosedural. Akibat orang yang ditimbulkan pada tahap ini yaitu menekankan pandangan legal tapi juga menekankan kemungkinan mengubah hukum lewat pertimbangan rasional.

2.    Orientasi prinsip etis universal
Pada tahap ini orang tidak hanya memandang dirinya sebagai subyek hukum, tetapi sebagai pribadi yang harus dihormati. Respect for person adalah nilai pada tahap ini. Tindakan yang benar adalah tindakan yang berdasarkan keputusan yang sesuai dengan suara hati dan prinsip moral universal. Prinsip moral ini abstrak misalnya, cintailah sesamamu seperti mencintai dirimu sendiri, dan tidak kongkrit. Di dasar lubuk hati terdapat prinsip universal yaitu  keadilan, kesamaan hak-hak dasar manusia, dan hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi.


Dari uraian diatas menunjukkan bahwa penahapan perkembangan merupakan urutan bentuk timbal balik dari interaksi antar diri dengan orang lain sebagai penyelesaian konflik moral yang terjadi.

Subscribe to receive free email updates: